Diagnosis batu amandel biasanya dilakukan melalui evaluasi gejala dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta dengan menggunakan beberapa metode diagnostik tambahan jika diperlukan. Berikut adalah beberapa cara mendiagnosis batu amandel:
1. Pemeriksaan Fisik:
Dokter akan memeriksa tenggorokan dan amandel secara visual untuk mencari tanda-tanda adanya batu amandel. Mereka mungkin menggunakan alat pemeriksa tenggorokan atau alat pencerminan untuk melihat amandel dengan lebih baik. Pada beberapa kasus, batu amandel bisa terlihat dengan jelas sebagai bintik putih atau kuning pada permukaan amandel.
2. Anamnesis dan Evaluasi Gejala:
Dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami oleh pasien, termasuk adanya bau mulut yang persisten, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, atau gejala lain yang terkait. Informasi tentang riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat tonsilitis kronis atau masalah amandel lainnya, juga akan ditanyakan.
3. Tes Pengujian Fisik:
Jika batu amandel tidak terlihat dengan jelas atau jika dokter mencurigai adanya batu amandel yang tersembunyi di dalam kriptik amandel, mereka dapat melakukan beberapa tes fisik tambahan, termasuk:
- Tes Sentuhan: Dokter mungkin menggunakan alat kecil untuk meraba dan meraba permukaan amandel untuk mencari tanda-tanda adanya batu amandel.
- Pengujian Tekanan Udara: Teknik ini melibatkan menyemprotkan udara ke dalam mulut pasien dengan tekanan tertentu untuk mencoba memaksa batu amandel keluar dari kriptiknya.
- Pengujian Sinar-X atau CT Scan: Jika batu amandel tidak terlihat dengan jelas atau jika dokter mencurigai adanya komplikasi seperti abses tonsil, sinar-X atau CT scan dapat digunakan untuk melihat struktur amandel dengan lebih jelas.
4. Tes Laboratorium:
Pada beberapa kasus, dokter mungkin merujuk pasien untuk melakukan tes laboratorium, seperti kultur tenggorokan atau tes darah, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi bakteri atau gangguan lain yang mungkin menyebabkan gejala yang sama dengan batu amandel.
5. Pemeriksaan Histopatologi:
Jika ada kekhawatiran tentang adanya tumor atau pertumbuhan ganas lainnya di dalam amandel, dokter dapat melakukan biopsi amandel untuk pemeriksaan histopatologi di laboratorium. Ini melibatkan pengambilan sampel jaringan amandel yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda pertumbuhan abnormal.
Setelah melakukan evaluasi lengkap, dokter akan dapat membuat diagnosis yang akurat tentang keberadaan dan sifat batu amandel. Jika batu amandel tidak menyebabkan masalah atau gejala yang signifikan, dokter mungkin hanya merekomendasikan perawatan rumah atau tindak lanjut rutin. Namun, jika batu amandel menyebabkan gejala yang mengganggu atau komplikasi lainnya, seperti abses tonsil, intervensi medis lebih lanjut mungkin diperlukan.