Mata minus, juga dikenal sebagai miopia, adalah kondisi penglihatan di mana seseorang memiliki kesulitan melihat jarak jauh dengan jelas, sementara penglihatan dekat tetap baik. Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dewasa maupun anak-anak. Berikut adalah beberapa ciri-ciri mata minus pada kedua kelompok usia tersebut:
Ciri-ciri Mata Minus pada Orang Dewasa:
1. Penglihatan Kabur pada Jarak Jauh: Salah satu ciri utama mata minus adalah kesulitan melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Orang dewasa dengan mata minus mungkin mengalami penglihatan kabur saat melihat papan tulis, papan iklan, atau objek yang jauh.
2. Kesulitan Membaca Teks di Jarak Jauh: Orang dewasa dengan mata minus mungkin mengalami kesulitan membaca teks yang terletak jauh, seperti pada papan pengumuman di tempat umum atau rambu lalu lintas yang berada di kejauhan.
3. Sering Mengedipkan Mata: Seringkali, orang dewasa dengan mata minus akan sering mengedipkan mata secara berulang-ulang dalam upaya untuk melihat lebih jelas atau fokus.
4. Perlu Memiringkan Kepala atau Menekuk Tubuh: Beberapa orang dewasa dengan mata minus mungkin memiringkan kepala atau menekuk tubuh sedikit ke depan saat melihat objek jauh agar dapat melihatnya lebih jelas.
5. Mengalami Kebosanan atau Ketegangan Mata: Banyak orang dewasa dengan mata minus melaporkan adanya kebosanan atau ketegangan pada mata setelah menggunakan mata secara intensif dalam waktu lama, terutama saat melihat objek jauh.
6. Perubahan Frekuensi Pembaharuan Lensa Kacamata atau Kontak Lensa: Orang dewasa dengan mata minus mungkin perlu memperbaharui resep lensa kacamata atau kontak lensa secara lebih teratur karena adanya perubahan penglihatan.
Ciri-ciri Mata Minus pada Anak-anak:
1. Mengedipkan Mata atau Meremas Mata: Anak-anak dengan mata minus mungkin sering mengedipkan mata atau meremas mata dalam usaha untuk melihat lebih jelas. Hal ini dapat terjadi terutama saat mereka fokus pada objek yang jauh.
2. Kegagalan dalam Membaca Papan Tulis: Salah satu ciri utama mata minus pada anak-anak adalah kesulitan dalam membaca atau melihat papan tulis di sekolah. Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk melihat apa yang ditulis di papan tulis dari bangku belakang di ruang kelas.
3. Sering Menggeser Buku atau Objek Dekat ke Wajah: Anak-anak dengan mata minus mungkin cenderung menggeser buku, mainan, atau objek lain yang sedang mereka lihat sangat dekat ke wajah mereka untuk melihatnya dengan lebih jelas.
4. Penurunan Kinerja Akademik: Jika tidak didiagnosis dan diobati, mata minus pada anak-anak dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam belajar dan mencapai potensi akademik mereka. Anak-anak dengan mata minus yang tidak terkoreksi mungkin mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, atau memahami materi di sekolah.
5. Mata Terasa Lelah atau Sakit: Anak-anak dengan mata minus mungkin mengeluhkan rasa lelah, sakit, atau ketegangan pada mata, terutama setelah melihat atau membaca dalam waktu yang lama.
6. Perubahan Frekuensi Pergantian Lensa Kacamata: Jika anak-anak sudah menggunakan kacamata atau lensa kontak untuk mengatasi mata minus, mereka mungkin perlu memperbaharui lensa tersebut secara teratur karena adanya perubahan penglihatan.
Penting untuk diingat bahwa ciri-ciri di atas adalah indikasi umum mata minus, tetapi setiap individu dapat memiliki pengalaman yang sedikit berbeda. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala mata minus, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan penglihatan menyeluruh dan merekomendasikan pengobatan yang sesuai,